Kami ucapkan terima kasih banyak kepada saudara dengan nick HW yang memberikan sedikit pencerahan bagaimana cara menggunakan PDF XChange. Berikut kami berikan tutorial bagaimana cara meng-encrypt file PDF agar tidak bisa dibuka maupun di copy oleh sembarang orang:
- Download aplikasi PDF XChange di http://www.tracker-software.com/product/downloads.
- Ekstrak file ZIP yang baru saja anda download.
- Install file installer dan ikuti proses install sampai selesai.
- Selanjutnya, buka aplikasi lain yang bisa digunakan untuk print dokumen atau file lain. Sebagai contoh, kami menggunakan aplikasi Microsoft Word.
- Buka salah satu dokumen word yang ingin di encrypt, kemudian print menggunakan PDF XChange.
- Klik tombol OK dan lanjuktan dengan memilih Additional Properties dan konfigurasi file PDF seperti yang anda inginkan.
- Sebagai contoh, di sini akan ditambahkan beberapa keterangan dan
detail dari file PDF tersebut, maka pada pilihan Information tambahkan
keterangan tambahan dari file PDF tersebut.
- Jika ingin menambahkan password, klik tab Security dan masukkan password ke dalamnya. Password Required to Open the document berfungsi untuk memberi password jika document di buka sedangkan Password Required to Change Permissions and/or Password berfungsi jika ingin merubah password atau permission dari file PDF.
- Sedangakn pada bagain Encryption Level berfungsi sebagai pilihan
enkripsi apa yang akan digunakan. Harap diperhatikan, jika menggunakan
encrypt tingkat tinggi (Sebagai contoh 256-bit AES (Acrobat 9.0 and
later)), maka yang bisa membuka file tersebut adalah Adobe Reader versi
9.0 atau yang lebih baru. Jika menggunakan versi Adobe Reader yang lebih
lama, maka akan muncul pesan error seperti beikut ini. Pastikan Adobe
Reader yang digunakan adalah versi yang bisa mendukung file PDF hasil
encrypt.
- Pilihan Allow Printing, Allow Change the Document, Allow Content Copying or Extraction, Enable Accessibility dan Allow Adding or Changing Comments and Form Fields juga bisa anda pilih sesuaid dengan keinginan anda.
- Salah satu fasilitas pada PDF XChange, anda bisa mengirim file PDF hasil encrypt melalui eMail. Untuk melakukannya, klik Tab eMail pada aplikasi PDF XChange.
- Terakhir kali klik tombol OK yang diikuti dengan klik tombol Save.
Jika salah memasukkan password, file tidak akan bisa dibuka dan anda harus mengulangi lagi dengan membuka file tersebut. Pastikan juga PDF reader yang digunakan support dengan enkripsi file yang diberlakukan oleh PDF XChange.
Selamat mencoba!
Sumber (http://www.artikelbagus.com)
Pendidikan
Islam
Sebagai orang yang menganut ajaran agama Islam hendaknya kita mengetahui sejauh mana pendidikan Islam itu sendiri. Tidak sedikit orang yang mengaku beragama Islam akan tetapi pengetahuan tentang pendidikan Islam sangat minim yang berakibat tindakan dan tingkah lakunya tidak layak disebut sebagai orang Islam.
Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seisinya.
Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11)
Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan.
Muadz
bin Jabal ra. berkata: “Andaikata orang yang beakal itu mempunyai dosa pada
pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung masih
bisa selamat dari dosa tersebut namun sebaliknya, andaikata orang bodoh itu
mempunyai kebaikan dan kebajikan pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan
pasir, maka akhirnya ia cenderung tidak bisa mempertahankannya sekalipun hanya
seberat biji sawi.”
Ada
yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Ia menjawab, “Sesungguhnya
jika orang berakal itu tergelincir, maka ia segera menyadarinya dengan cara
bertaubat, dan menggunakan akal yang dianugerahkan kepadanya. Tetapi orang
bodoh itu ibarat orang yang membangun dan langsung merobohkannya karena
kebodohannya ia terlalu mudah melakukan apa yang bisa merusak amal shalihnya.”
Kebodohan
adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena
itu, manusia butuh terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh
Allah SWT. Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal
ini digunakan untuk mendidik dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal
penciptanya dan beribadah kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah
SAW menggunakan metode pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan
pendidikanlah manusia memiliki ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar
dari ketergelinciran pada maksiat, kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.
Pentingnya
Pendidikan Islam
Pendidikan
merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya
dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Tak heran bila
kini pemerintah mewajibkan program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi
pandai dan beradab. Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai
dengan fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.
Pendidikan Islam memiliki 3
(tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tilawah (membacakan ayat Allah), tazkiyah
(mensucikan jiwa) dan ta’limul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al
hikmah). Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik
disebabkan pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri
pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang
telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya dan agar tetap
pada rel syariah. Hasil dari Pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang,
akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.
Pendidikan
Islam berpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah (pemahaman/pemikiran) dan
amaliyah (aktivitas). Nilai Islam ditanamkan dalam individu membutuhkan tahpan-tahapan
selanjutnya dikembangkan kepada pemberdayaan di segala sektor kehidupan
manusia. Potensi yang dikembangkan kemudian diarahkan kepada pengaktualan
potensi dengan memasuki berbagai bidang kehidupan. (QS. Ali Imran (3) : 103)
Pendidikan
yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber kepada Al Qur’an sebagai
rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan membentuk masyarakat yang
sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah saja.
Kehidupan
mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang diperolehnya adalah
kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan
persatuan.
Tujuan
utama dalam Pendidikan Islam adalah agar manusia memiliki gambaran tentang
Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh.
Interaksi
di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku dan
amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq ini perlu dan harus
dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur’an, sholat malam, shoum
(puasa) sunnah, berhubungan kepada keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia
melakukan latihan, maka semakin banyak amalnya dan semakin mudah ia melakukan
kebajikan. Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan
yang akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.
Kesinambungan
dalam Pendidikan Islam
Pendidikan
Islam dalam bahasa Arab disebut tarbiyah Islamiyah
merupakan hak dan kewajiban dalam setiap insan yang ingin menyelamatkan dirinya
di dunia dan akhirat. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Tuntutlah ilmu dari
buaian sampai akhir hayat.” Maka menuntut ilmu untuk mendidik diri memahami
Islam tidak ada istilah berhenti, semaki banyak ilmu yang kita peroleh maka
kita bertanggung jawab untuk meneruskan kepada orang lain untuk mendapatkan
kenikmatan berilmu, disinilah letak kesinambungan.
Selain
merupakan kewajiban, kegiatan dididik dan mendidik adalah suatu usaha agar
dapat memiliki ma’dzirah (alasan) untuk berlepas diri bila kelak diminta
pertanggungjawaban di sisi Allah SWT yakni telah dilakukan usaha optimal untuk
memperbaiki diri dan mengajak orang lain pada kebenaran sesuai manhaj yang
diajarkan Rasulullah SAW.
Untuk
menghasilkan Pendidikan Islam yang berkesinambungan maka dibutuhkan beberapa
sarana, baik yang mendidik maupun yang dididik, yaitu:
1. Istiqomah
Setiap
kita harus istiqomah terus belajar dan menggali ilmu Allah, tak ada kata tua
dalam belajar, QS. Hud (11) : 112, QS. Al Kahfi (18) : 28
2. Disiplin
dalam tanggung jawab
Dalam
belajar tentu kita membutuhkan waktu untuk kegiatan tersebut. sekiranya salah
satu dari kita tidak hadir, maka akan mengganggu proses belajar. Apabila kita
sering bolos sekolah, apakah kita akan mendapatkan ilmu yang maksimal. Kita
akan tertinggal dengan teman-teman kita, demikian pula dengan guru, apabila ia
sering membolos tentu anak didiknya tidak akan maju karena pelajaran tidak
bertambah.
3. Menyuruh
memainkan peran dalam pendidikan
Setiap
kita dituntut untuk memerankan diri sebagai seorang guru pada saat-saat
tertentu, memerankan fungsi mengayomi, saat yang lainnya berperan sebagai
teman. Demikiannya semua peran digunakan untuk memaksimalkan kegiatan
pendidikan.
Konsep Media Pembelajaran
.
.
Artikel Pendidikan : Konsep Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
- Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
- Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
- Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
- Media menghasilkan keseragaman pengamatan
- Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
- Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
- Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
- Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
- Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
- Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
- Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
- Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media
bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang
disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya
bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :
Jenis Media
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Gambar Diam
|
S
|
T
|
S
|
S
|
R
|
R
|
Gambar Hidup
|
S
|
T
|
T
|
T
|
S
|
S
|
Televisi
|
S
|
S
|
T
|
S
|
R
|
S
|
Obyek Tiga Dimensi
|
R
|
T
|
R
|
R
|
R
|
R
|
Rekaman Audio
|
S
|
R
|
R
|
S
|
R
|
S
|
Programmed Instruction
|
S
|
S
|
S
|
T
|
R
|
S
|
Demonstrasi
|
R
|
S
|
R
|
T
|
S
|
S
|
Buku teks tercetak
|
S
|
R
|
S
|
S
|
R
|
S
|
Keterangan :
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi
1 = Belajar Informasi faktual
2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
Kriteria yang paling utama dalam
pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau
kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media
audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang
dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat
digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan
aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu,
terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer),
seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan
mutu teknis.
13 Faktor Menjadi Kepala Sekolah yang Efektif
.
.
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukannya, Southern Regional Education Board (SREB) telah mengidentifikasi 13 faktor kritis terkait dengan keberhasilan kepala sekolah dalam mengembangkan prestasi belajar siswa. Ketigabelas faktor tersebut adalah:
- Menciptakan misi yang terfokus pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa, melalui praktik kurikulum dan pembelajaran yang memungkinkan terciptanya peningkatan prestasi belajar siswa.
- Ekspektasi yang tinggi bagi semua siswa dalam mempelajari bahan pelajaran pada level yang lebih tinggi.
- Menghargai dan mendorong implementasi praktik pembelajaran yang baik, sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
- Memahami bagaimana memimpin organisasi sekolah, dimana seluruh guru dan staf dapat memahami dan peduli terhadap siswanya.
- Memanfaatkan data untuk memprakarsai upaya peningkatan prestasi belajar siswa dan praktik pendidikan di sekolah maupun di kelas secara terus menerus.
- Menjaga agar setiap orang dapat memfokuskan pada prestasi belajar siswa.
- Menjadikan para orang tua sebagai mitra dan membangun kolaborasi untuk kepentingan pendidikan siswa.
- Memahami proses perubahan dan memiliki kepemimpinan untuk dapat mengelola dan memfasilitasi perubahan tersebut secara efektif.
- Memahami bagaimana orang dewasa belajar (baca: guru dan staf) serta mengetahui bagaimana upaya meningkatkan perubahan yang bermakna sehingga terbentuk kualitas pengembangan profesi secara berkelanjutan untuk kepentingan siswa.
- Memanfaatkan dan mengelola waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran peningkatan sekolah melalui cara-cara yang inovatif.
- Memperoleh dan memanfaatkan berbagai sumber daya secara bijak.
- Mencari dan memperoleh dukungan dari pemerintah, tokoh masyarakat dan orang tua untuk berbagai agenda peningkatan sekolah.
- Belajar secara terus menerus dan bekerja sama dengan rekan sejawat untuk mengembangkan riset baru dan berbagai praktik pendidikan yang telah terbukti.