14 Des 2013

Arus Balik: Jembatan Layang Kelok Sembilan Efektif Mengurai Kemacetan

Limapuluh Kota, Sumbar (Vokal)--Jembatan Layang kelok Sembilan, penghubung jalan Sumbar-Riau, efektif mengurai kemacetan pada arus balik lebaran Idul Fitri 1433 Hijriah. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap lebaran hingga arus balik, terjadi antrian panjang di badan jalan kelok sembilan, yang terbentang di tebing yang curam itu. Pasalnya, akses jalan dari arah Riau menuju Payakumbuh menggunakan jembatan layang sedangkan akses menuju arah Riau menggunakan jalan lama. Padahal sebelum ada jembatan, akses yang berlawanan itu hanya menggunakan jalan kelok sembilan. 

Pantauan Harian Vokal, Kamis (23/8) siang, arus balik menuju Riau lancar dan tidak ada antrian panjang. Sementara, jembatan layang yang memeiliki panjang 711 meter tersebut belum boleh digunakan untuk kases menuju Riau. 

Salah satu warga yang berjualan di pinggir jalan itu, Arif mengatakan jembatan layang yang memiliki tinggi hingga 65 meter itu cukup efektif untuk mengurai kemacetan bila dibandingkan tahun sebelumnya. meski jembatan tersebut belum sepenuhnya selesai dibangun. Apalagi, pemakaian pra lebaran hingga H+7 hanya sebagai uji coba. 

"cukup efektif bila dibandingkan tahun lalu. Kita tak melihat lagi adanya antrian kenderaan arus mudik dan balik di tahun ini. Padahal, jembatan tersebut belum siap dibangun seluruhnya. Masih ada lagi yang mau dibangun hingga sketsa jembatan itu persis sama dengan sketsa kelok sembilan ini,"katanya. 

Meski demikian, masih ada beberapa hal yang belum terbenahi hingga terjadi penumpukan kendaraan di ujung jembatan arah Payakumbuh. Karena, akses yang mempertemukan ujung jembatan dengan jalan lama kelok sembilan belum diperbesar. 

"Kalau malam kemarin memang ada sedikit macet diujung jembatan. Sebab, jalan di sana masih belum diperlebar. Sementara, kemdaraan menuju arah Riau sangat banyak,begitu juga dengan kendaraan menuju Sumbar," kata Yanto, salah seorang juru parkir di kelok sembilan. 

Pengguna Tidak Patuhi Aturan

Jembatan layang kelok sembilan, sepanjang 711 meter tersebut sudah pasang rambu lalu lintas oleh polisi bahwa tidak boleh berhenti di atas badan jembatan. Namun, hal tersebut terkesan hanya pajangan saja. Pasalnya, sangat banyak pengguna yang sengaja berhenti di badan jembatan untuk berfoto-foto dan menikmati pemandangan. Saat ditanya, mereka hanya menjawab, "kan tidak ada polisi". 

Ema, salah seorang pengguna jalan yang sengaja berhenti untuk berfoto ria, mengungkapkan bahwa mereka tidak mengganggu akses jalan. Selain itu, dia merasa berhenti sebentar untuk mengabadikan momen tidak ada masalah. 

"Tidak ada masalah berhenti sebentar untuk menikmati jembatan baru ini, lagian kita kan jarang juga lewat sini. Polisi pun tak ada yang berjaga, jadi, yaa gak apa-apalah," sebutnya. 

Saat ditanya, apakah mereka tidak takut kalau tiba-tiba jembatan tersebut amruk, mereka hanya menjawab, konstruksinya sudah diatur ahlinya. "aku percaya bahwa jembatan ini kuat. Sebab, tak mungkin pemerintah membangun jembatan ini dengan sia-sia,"jawabnya lagi. 

Pantauan Harian Vokal, ada puluhan kendaraan bermotor roda dua yang berhenti di badan jembatan tertinggi itu, dan sepuluhan kendaraan roda empat. Disebutkan Arif, polisi patroli biasanya sekali dua jam. 

"Ketika ada polisi mereka pada kabur. Kalau tidak ada, ya kaya gitu lah. Mereka tidak mengindahkan aturan, padahal jembatan ini baru tahap uji coba,"pungkasnya. (mayonal putra)

0 komentar:

Posting Komentar