13 Des 2013

Banyak Anak Berkebutuhan Khusus Tidak Disekolahkan

Achmad Khalik - Timlo.net
dok.timlo.net/achmad khalik
dok.timlo.net/achmad khalik
Karnaval ABK di Taman Balekambang, Solo
Timlo.net – Jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) tiap tahun meningkat. Hal itu didasarkan pada data yang diperoleh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kepala Seksi Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar (Kasi-PPKLK Dikdas), Achmad Yusuf mengatakan, data tersebut didapat dari sekolah dasar luar biasa (SDLB) di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut masih bisa bertambah lebih banyak lagi, mengingat masih ada sejumlah orangtua yang enggan memasukkan anak berkebutuhan khusus ke sekolah, baik negeri maupun swasta.
“Berdasarkan data dari Kemdikbud pusat, pada tahun 2005 jumlah ABK di Indonesia mencapai angka 350rbu-an. Dari tahun ke tahun kami amati terus menerus mengalami peningkatan. Hingga tahun 2012 sudah mencapai angka 900ribu-an lebih,” paparnya saat ditemui wartawan di sela kegiatan Karnaval Jambore Nasional Pendidikan Dasar ABK 2013 di Taman Balekambang, Rabu (11/12).
Lebih lanjut dijelaskan, angka tersebut belum termasuk ABK yang belum terdaftar di SDLB. Diindikasi, masih banyak orangtua yang enggan memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan. Padahal, dari pemerintah pusat telah mengalokasikan dana khusus untuk anak-anak tersebut.
“Kami dari pihak pemerintah telah gencar memberikan sosialisasi pendidikan dasar 9 tahun. Bahkan, sudah ada alokasi dana khusus, baik untuk sekolah maupun ABK. Mengingat pendidikan merupakan hak warga negara berdasarkan UUD dan UU Sisdiknas tahun 2003,” jelas Yusuf.
Ditambahkan, untuk kegiatan Jambore ABK Dikdas 2013 kali ini pihaknya ingin menamkan pendidikan karakter tentang kebangsaan, disiplin dan rasa kebersamaan. Diharapkan dengan kegiatan tersebut, anak-anak berkebutuhan khusus dapat mengerti bahwa mereka merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa membedakan kekurangan yang dimilikinya.
“Mereka juga sebagai rakyat Indonesia. Sehingga kita tidak boleh memandang mereka sebelah mata, dan wajib memperhatikan perkembangan psikis mereka,” pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar